Pemahaman yang keliru

Ketika Perang Dunia kedua, seorang ahli matematika bernama Abraham Wald, seorang Hongaria dari Columbia University, ditugaskan untuk mencari letak-letak kelemahan dari pesawat-pesawat tempur yang selamat walau terkena peluru musuh.Read more

Dari semua pesawat tempur yang bertugas, tentu tidak semuanya selamat.

Pesawat tempur yang selamat kemudian diperiksa dengan teliti, Wald menemukan titik-titik pada pesawat yang paling banyak terkena peluru.

Tempat-tempat tersebut adalah daerah di sekitar sayap dan lambung tengah pesawat.

Di sisi lain, kokpit, baling-baling, dan buritan pesawat yang diperiksa oleh Wald tidak ditemukan kerusakan apapun. Daerah-daerah tersebut bebas dari peluru sama sekali.

Berdasarkan data yang Wald miliki, di manakah daerah yang pantas untuk diberikan pelindung yang lebih tebal?

Jika jawaban anda adalah daerah-daerah yang diberi titik merah seperti yang di gambar, maka kalian telah menjadi korban *bias kebertahanan* (survivorship bias), di mana suatu data atau pernyataan hanya menghitung *”kasus yang selamat”* sedangkan “kasus yang gagal” tidak masuk hitungan.

Daerah yang harus diberi perlindungan ekstra justru yang masih dalam keadaan utuh.

Mengapa demikian?

Karena jika tertembak di daerah yang memiliki titik merah, pesawatnya masih selamat.
Artinya, pesawat yang tidak selamat karena tertembak di daerah yang tidak diberi titik merah.

Pesawat yang tertembak di kokpit, baling-baling, maupun buritan tidak ada yang selamat.

Kesimpulannya adalah justru daerah yang diberi titik merahlah yang sudah cukup kuat.

Dalam kehidupan, kita selalu mencari tahu dimana keberhasilan seseorang tetapi sering abai dengan kegagalan seseorang, padahal kegagalan itulah yang seharusnya diketahui untuk dihindari.


Prokopton