Sportivitas

BERLIN- Jesse Owens tampak yakin bisa memenangi lompat jauh pada Olimpiade 1936. Tahun sebelumnya, dia berhasil melompat 8 meter 21 sentimeter rekor yang bertahan selama 25 tahun.

Read more

Namun, saat dia berjalan ke cempat lompat jauh, Owens melihat seorang Jerman berperawakan tinggi, bermata biru, berambut pirang yang berlatih melompat dalam kisaran 8 meter.

Owens merasa gugup. Dia sadar sekali bahwa Nazi tersebut berhasrat untuk membuktikan "keunggulan bangsa Arya," terutama keunggulan atas kaum kulit hitam.

Pada lompatannya yang pertama, tanpa sengaja Owens melompat beberapa inci melebihi papan lompat.
Karena gugup, dia juga gagal pada lompatannya yang kedua.

Kesempatan gagal melompat tinggal satu kali lagi, dan kalau itu terjadi, dia akan dieliminasi.

Pada saat tersebut, atlet Jerman yang tinggi itu memperkenalkan dirinya sebagai Luz Long.
"Kamu seharusnya bisa memenuhi syarat dengan mata terpejam sekalipun!" katanya pada Owens, dengan merujuk ke kedua lompatannya yang tadi gagal.

Selama beberapa saat berikutnya, pemuda hitam anak petani bagi hasil dan model berkulit putih untuk kejantanan Nazi itu mengobrol.

Kemudian, Long mengajukan usul. Karena jarak untuk memenuhi syarat hanya 7 meter, 14 sentimeter, mereka kan bisa saja membuat tanda beberapa inci sebelum papan lompat dan melompat dari tanda itu, sekadar supaya aman.

Owens mengikuti sarannya dan lompatannya memenuhi syarat.

Di final, Owens berhasil mencetak rekor Olimpiade dan memenangi medali emas kedua dari empat yang dimenanginya.

Orang pertama yang memberinya ucapan selamat adalah Luz Long di depan mata kepala Adolf Hitler.

Owens tidak pernah bertemu lagi dengan Long, yang tewas dalam Perang Dunia II.
"Semua medali dan piala boleh saja dilelehkan," begitu tulis Owen kemudian, "tapi semua lelehan itu tidak akan cukup untuk melapisi persahabatan 24-karat yang kurasakan untuk Luz Long."

Sportivitas dan persahabatan tidak mengenal diskriminasi.