Jalankan saja apa yang anda pikir itu baik.

Suatu ketika dijaman dulu ada seorang pemuda yang sering datang mendengarkan Sang Budha saat memberikan bimbingan kepada pengikutnya dikala bulan purnama sidhi diatas perbukitan.

Read more

Sambil mendengarkan sabda Sang Budha, si pemuda ini juga memperhatikan sekelilingnya dan juga pengikut Sang Budha yang berdatangan.

Tampak olehnya bahwa sebagian dari pengikut itu memang sering datang, sebagian lagi kadang datang kadang tidak dan sebagian lainnya campuran antara muka baru dengan orang yang sudah lama tidak datang.

Pemuda ini lalu berpikir, kenapa bisa demikian …? dan yang manakah sebetulnya kelompok yang bisa disebut pengikut sejati.

Pertanyaan ini selalu timbul didalam hatinya sehingga timbul niatnya menanyakan kepada Sang Budha.

Pada pertemuan berikutnya, sengaja dia menunggu Sang Budha jauh sebelum dimulainya pertemuan agar dia bisa menanyakan langsung.

Saat Sang Budha tiba, segera pemuda ini memohon waktu untuk bicara sebentar.

Sang Budha, dengan arief dan bijaksana, mendengarkan apa yang menjadi pemikiran si pemuda, setelah pemuda tersebut selesai berbicara maka Sang Budha lalu tersenyum sambil berkata :

“Wahai pemuda yang baik, dimanakah rumahmu dan bagaimana caranya saat kamu mencari tempat ini ..?.

Jawab pemuda tersebut, “Sang Budha yang mulia, rumah saya jauh dibalik gunung ini, pertama kali saya harus bertanya kepada beberapa orang sampai akhirnya tiba disini”.

“Kalau sekarang ada teman sekampungmu ingin kesini, dapatkah anda memberitahu jalan dari sana kesini”, Tanya Sang Budha.

"Oh tentu saja saya bisa”, jawab pemuda itu.

Sang Budha kemudian berkata,
"Sesungguhnya untuk itulah aku disini, aku hanya menunjukan jalan kepada yang belum tahu jalan yang benar, kadang mereka cukup satu kali saja aku terangkan dan mengerti dan kemudian tidak kembali lagi, tetapi kadang harus berkali kali, atau sering mereka lupa sehingga suatu saat datang kembali kemari mendengarkan keteranganku.

Bagiku, bukan sering atau tidaknya orang tersebut mendengarkan apa yang aku terangkan, tetapi yang lebih penting lagi adalah mereka mengerti apa yang aku terangkan dan menjalankannya.
Buat apa sering kesini tetapi tetap tidak mengerti apalagi tidak mengerjakannya.
Pengikut sejatiku adalah yang mengamalkan apa yang kuajarkan dan bukan hanya mendengarkan saja apa yang aku terangkan tanpa melakukannya”.


Kisah ini sangat sederhana tetapi menyentuh sekali, sering kita hanya bisa berteori tetapi tidak melakukan apapun, tetapi ada orang yang melakukan hal hal yang baik tanpa dijejali ajaran yang yang terlalu muluk.

Kelompok manakah yang anda pilih …?.

(Cerita ini dari salah satu kisah rakyat di Yangoon, Myanmar 1997).