Orang yang belum mengalami penerangan batin tidak mampu melihat bahwa dirinya sendirilah yang merupakan sebab kesedihannya. Coba simak cerita ini …
Saat itu adalah saat makan siang di suatu pabrik.
Seorang pekerja membuka bungkusan makan siangnya dengan sedih.
"Ah, roti keju lagi!" gerutunya dengan suara keras.
Ini terjadi pada hari berikutnya, berikutnya dan berikutnya lagi.
Seorang pekerja lain yang selalu mendengar gerutu kawannya itu berkata,
"Kalau engkau tidak suka roti keju, mengapa engkau tidak minta kepada istrimu untuk menyiapkan makanan yang lain?"
"Karena saya belum berkeluarga. Saya menyiapkannya sendiri."
Apa yang kita siapkan diawal ya itu yang akan kita dapatkan saat menikmatinya ...
Kalau ingin berbeda seharusnya kita siapkan sesuatu yang berbeda juga.
Jangan berharap itu akan menjadi lebih baik atau berubah selama kita melakukan hal yang sama terus menerus.
Mau berubah atau tidak ya terserah anda sendiri.
Seorang pekerja membuka bungkusan makan siangnya dengan sedih.
"Ah, roti keju lagi!" gerutunya dengan suara keras.
Ini terjadi pada hari berikutnya, berikutnya dan berikutnya lagi.
Seorang pekerja lain yang selalu mendengar gerutu kawannya itu berkata,
"Kalau engkau tidak suka roti keju, mengapa engkau tidak minta kepada istrimu untuk menyiapkan makanan yang lain?"
"Karena saya belum berkeluarga. Saya menyiapkannya sendiri."
Apa yang kita siapkan diawal ya itu yang akan kita dapatkan saat menikmatinya ...
Kalau ingin berbeda seharusnya kita siapkan sesuatu yang berbeda juga.
Jangan berharap itu akan menjadi lebih baik atau berubah selama kita melakukan hal yang sama terus menerus.
Mau berubah atau tidak ya terserah anda sendiri.
Prokopton,