Dalam banyak kasus, orang kaya dan orang berpengetahuan (pintar) merujuk pada manusia yang berbeda.
Read more
Sebagian besar orang yang dikagumi karena kekayaannya tidak menunjukkan pengetahuan yang mengagumkan. Sedangkan orang-orang yang kita kagumi karena pengetahuannya yang luar biasa tidak memiliki kekayaan yang berlimpah.
Di masyarakat. jumlah orang pintar yang juga kaya raya atau orang kaya yang juga berpengetahuan luas sangatlah sedikit. Namun, ada sinyalemen yang mengatakan bahwa jumlah yangi sedikit ini tampaknya akan meningkat secara signifikan di waktu-waktu mendatang.
Mengapa?
Sejarah menunjukkan kepada kita tentang berbagai macam sosok orang superkaya di muka bumi ini.
Pertama, para tuan tanah yang sebagian adalah raja dan kaum bangsawan yang mendapatkan sejumlah hak istimewa karena kelahirannya di negeri tertentu.
Kedua, kaum penguasa polltik yang memiliki tentara dan menempatkan dirinya dalam daftar nama diktator yang merampas apa saja yang mereka inginkan dari pihak lain.
Ketiga, kaum penemu dan pemilik tambang, entah tambang emas, timah, minyak, batubara, dan sebagainya.
Keempat, pemilik pabrik, kaum industriallis yang mulai hadir sejak Revolusi lndustari di akhir abad ke-18.
Kelima, kaum investor yang menguasai pasar keuangan dunia. Keenam, kaum pedagang yang menangguk keuntungan dari proses negosiasi untuk disribusi dan pertukaran barang antar perusahaan sampai antar negara dan benua.
ltulah wajah enam kelompok besar orang superkaya yang ditunjukkan sejarah kepada kita. Di antara kelompok itu, mungkin saja ada segelintir orang kaya raya yang juga dikenal karena kepintarannya. Jumlahnya yang segelintir membuat kita sulit mencari nama untuk disebutkan sebagai contoh konkret.
Belakangan ini, sejarah juga mulai mencatat nama-nama baru dalam daftar orang-orang terkaya yang sering dipublikasikan majalah seperti Forbes di Amerika. Dan dalam 20-an tahun terakhir, ada sejumlah nama yang menarik untuk disimak.
Pendiri dan pemilik Microsoft Corp Bill Gates, misalnya, telah bertahan sedikitnya 14 tahun sebagai orang terkaya nomor wahid. Pada September 2007, kekayaannya sekitar 59 miliar dollar AS atau 560 triliunan rupiah.
Pendiri dan CEO Oracle, Larry Ellison, dengan kekayaan 26 miliar dolar AS, ditempatkan di urutan ke-4. Ellison Juga telah berulang lkali bertengger dalam daftar itu. Yang baru masuk dalam daftar 10 peringkat teratas versi Forbes 2007 adalah pasangan pendiri Google Inc., yakni Sergey Brin dan Larry Page.
Di usia 34 tahun, mereka menduduki peringkat ke-5 dengan total kekayaan 18,5 miliar dolar AS, empat kali lipat dibanding tiga tahun sebelumnya. Jangan lupakan juga Michael Dell yang sempat menjadi orang terkaya di bawah usia 40 tahun beberapa waktu silam.
Mereka inilah yang mencatatkan sejarah baru dan sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa dengan modal pengetahuan, dalam hal lni pengetahuan tentang komputasi, orang bisa masuk dalam daftar orang terkaya dunia.
Dan karena pengetahuan merupakan sumber daya yang terbarukan, mereka setidaknya telah terbukti dalam kasus BIii Gates dan Larry Allison bisa menjadi kaya secara berkelanjutan. Selain itu, mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang paling berpengetahuan, dan menjadi kaya karena kepintarannya.
Yang juga menarik dari kisah-kisah orang kaya bermodalkan pengetahuan itu adalah modal awal usaha mereka yang relatif terbatas. Ellison memulai Oracle pada 1977 dengan modal 2.000 dolar AS. Michael Dell memulai usahanya di awal 1980-an dengan modal 1.000 dolar AS, menggunakan asrama mahasiswa sebagai tempat kerja. Jadi, modal terbesar mereka bukan uang dan bukan fasilltas yang luar biasa. Modal utama mereka adalah pengetahuan tentang komputasi dan spirit kewirausahaan yang membara.
Mereka bukan tipe orang pintar yang suka menghambakan diri untuk mendapatkan gaji. Sebaliknya, mereka justru lebih percaya bahwa gagasan mereka sekalipun tampak tidak galib bagi lingkungan kala itu bernilai tinggi dan layak diperjuangkan mati-matian.
Mereka memiliki penglihatan yang tajam dan visi bisnis yang membangkitkan gairah untuk mendedikasikan hidupnya di bidang yang menantang pemikiran terbaik.
Mereka memulai bisnis mereka sebagai individu otonom, manusia swasta, orang yang otentik, di awal usia 20 tahunan. Kenyataan seperti ini mungkin akan mengingatkan kita pada visi warisan dewa manajemen paling terkemuka di abad ke-20, Peter F. Drucker.
Dalam Management Challenges for the 21st Century, Drucker antara lain mengatakan, Aset paling berharga bagi perusahaan pada abad ke-21 adalah pengetahuan dan pekerja terpelajar.
Pengetahuan telah menjadi modal bagi pembangunan ekonomi, menggantikan sumber daya alam yang tidak dapat menjadi andalan karena dapat terdepresiasi, bahkan mengakibatkan perusakan lingkungan yang ujungnya merugikan umat manusia."
Mengingat Drucker, tiba-tiba saya merindukan bahwa dalam daftar nama 1O orang terkaya di Indonesia versi majalah GLOBE ASIA di tahun 2015 dan seterusnya, akan muncul nama-nama baru. Dan mereka adalah orang-orang muda usia 30-an tahun, yang menjadi orang terkaya bukan karena bau tembakau.
Bukan pula karena warisan persekongkolan bisnis era Orde Baru atau Orde Reformasi, melainkan karena berpengetahuan dalam bidang tertentu. Mereka memulai usaha dengan modal terbatas dan tidak mendapatkan fasilitas istimewa dari penguasa politik negeri ini.
Memiliki jiwa manusia swasta, individu otonom, yang menjadi lnspirasi baru bagi generasl internet. Percaya bahwa keunggulan kompetitif Indonesia tidak boleh didasarkan pada sumber daya alamnya lagi, melainkan pada basis pengetahuan yang terus berkembang dan terbarukan. Dan paham benar arti kata learning, unlearning, and relearning.
Apakah saya bermimpi?
Bagaimana pendapat Anda?